Selasa, 24 Maret 2009

TITANIC VERSI BENGAWAN SOLO*

Pada suatu hari di sebuah sungai di Indonesia berlayar sebuah kapal atau juga bisa dikatakan gethekan.Kapal tersebut berlayar hari Kamis, 30 Februari 200 SM. Kapal atau gethekan tersebut berpenumpang para pengusaha pertukangan, pengusaha ternak ayam pengusaha ternak kambing, pengusaha ternak sapi atau kerbau dan pengusaha sedot WC, jumlah penumpangnya adalah sekitar 20 orang, 15 ayam, 5 sapi, 3 kerbau, 2 mesin sedot WC jadi semuanya ada 45 orang+benda+hewan di dalam gethekan tersebut. Salah satu dari 20 orang tersebut adalah pengemis yang gemar berlayar dan melukis. Kentang (nama orang) adalah anak perempuan dari pengusaha sedot WC.Pada malam jum'at legi pertama Kentang dan pengemis tadi bertemu di bagian depan gethekan. Mereka saling menyukai walaupun mereka baru bertemu. Setelah 2 hari kemudian mereka semakin mesra(kwkwkkwkw) dan mereka memutuskan menikah setelah mereka tiba di Tuban. Kapal atau gethekan tersebut sudah berlayar selama 1 minggu dari Solo,Jawa Tengah menuju Tuban,Jawa Timur. Tetapi saat sampai di sekitar Bojonegoro kapal tersebut mengalami kegoncangan karena menabrak sebuah sandal dan gundukan pasir. Untung saja nahkoda gethekan tersebut sangat berpengalaman sebagai nelayan, tetapi anak buah kapal (ABK) dari kapal tersebut tidak berpengalaman karena ABK tersebut sebenarnya berprofesi sebagai supir becak, kusir, kondektur bis. Mereka melakukan kesalahan fatal, yaitu menceburkan dayung ke sungai dan menceburkan sang nahkoda ke sungai. Penumpang mulai panik lalu para ABK mengeluarkan pelampung yang berbentuk Bebek yang dapat berbunyi.
Penumpang memakai pelampung dan mereka menceburkan diri ke sungai satu per satu. Setelah 1 jam gethekan tersebut tenggelam 100% dan semua penumpang selamat. Kedua pasangan (Pengemis dan Kentang) melanjutkan kisah hidupnya di Tuban dan nahkoda tadi selamat setelah 1000 TIM SAR, 1 Truk pasukan DENSUSU 88 dan 500 Pemadam kebakaran datang mencari di sungai Bengawan Solo.Sementara itu hewan dan mesin yang diangkut oleh gethekan tersebut terbawa arus sungai karena tidak ada pelampung yang cocog untuk hewan dan mesin.


*cerita ini hanya hayalan belaka, serta tertawalah karena sebelum tertawa itu dilarang (kwkwkwkkwkwkwkwkwkw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar